Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang - Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang Mempawah Hilir
Headlines News :
Home » , , , , , , , , » Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang

Sejarah Pendirian Pondok Pesantren Darussalam Sengkubang

Written By Pondok Bekam Indonesia on Kamis, 25 Juli 2013 | 19.51

Pondok 
SEJARAH
Balai Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam (selanjutnya dibaca Pontren Darussalam) resmi berdiri pada hari Sabtu, 25 Juli 1992 bertepatan 24 Muharram 1413 H, diresmikan oleh Bupati Pontianak Drs. Jawari (pada periode itu) dan dalam hal ini diwakili oleh Kakandepag Kabupaten Pontianak Drs. H. Ja’far H. Dg. Bide’. Alamat Pontren Darussalam ini adalah Jalan Raya Sengkubang Kec. Mempawah Hilir Kab. Pontianak Kalimantan Barat 78951.

Secara geografis, Pontren ini menghadap kearah barat dan 25 meter di depan Pontren adalah laut yang terbentang luas hingga ke Laut China Selatan. Pontren ini berada dipinggir jalan raya utama Provinsi jurusan Pontianak – Mempawah – Singkawang – Sambas. Berada 8 km sebelah utara Mempawah Ibukota Kabupaten Pontianak, 75 km Utara Pontianak dan 75 km Selatan Kotatif (Kota Administratif) Singkawang. Disitulah lokasi pertama berdiri hingga saat ini.

Adapun latar belakang berdirinya Pontren Darussalam Sengkubang adalah tak lepas dari keprihatinan sejumlah tokoh masyarakat atas kondisi lingkungan mereka pada saat itu, yaitu tidak adanya lembaga pendidikan Islam yang semisal Pontren khususnya di Kota Mempawah dan sekitarnya hingga masyarakat harus mengirimkan putra–putrinya ke Banjarmasin (Kalimantan Selatan) atau ke Pulau Jawa jika ingin mendapat pendidikan pesantren. Disisi lain kondisi masyarakat dalam pengalaman agama Islam juga semakin memprihatinkan, berbagai gejala negatif akibat perkembangan zaman sudut dapat dimaklumi, untuk itu perlu adanya usaha pencegahan dan perbaikan dengan mengkondisikan masyarakat untuk menerima kenyataan adanya sebuah Pontren ditengah-tengah kehidupan mereka.

Kondisi sosial masyarakat sekitar Pontren adalah terdiri dari mayoritas suku melayu, bugis, china hanya sedikit yang masuk Islam. Kondisi ekonomi mereka sebagian besar adalah petani kebun kelapa, langsat, kopi, durian. Banyak di antara mereka bekerja sebagai nelayan tradisional, sedikit pedagang dan pegawai negeri. Pada masa orde lama, sebagian besar masyarakat Sengkubang adalah pengikut Partai Masyumi dan NU dan pada masa orde baru sebagai besar para pemilih PPP dan Golkar, dan zaman reformasi saat ini, partisipasi politik masyarakat sangat bervariasi.

PERKEMBANGAN PONTREN DARUSSALAM SENGKUBANG

Berdirinya Pontren Darussalam Sengkubang hingga seperti kondisinya pada saat ini mempunyai sejarah yang panjang. Pada tahun 1964 (zaman orde lama), beberapa tokoh masyarakat Sengkubang, antara lain H.M. Yusuf Amin (almarhum), M. Harun (almarhum), A. Rahman Yusuf, H.M. Yunus Nazam (saat itu belum haji), A. Hamid Nazam telah mendirikan Madrasah Diniyah, kemudian pada tahun 1970, didirikan Madrasah Tsanawiyah oleh M. Zuhdi H. Yusuf, yang pada saat itu dikenal dengan nama SMIP kependekatan dari Sekolah Menengah Islam Pertama. Akan tetapi 4 (empat) tahun kemudian menurut penuturan H.M. Yunus Nazam, Tsanawiyah tersebut mengalami kevakuman alias tidak ada kegiatan belajar mengajar, hingga akhirnya pada tahun 1982, dua orang tokoh yaitu H.M. Yunus Nazam dan H. Abdullah Ali’e, menemui Ust. TusiranaRasyid yang saat itu bertugas sebagai Da’i Pembangunan/Rabithah Alam Islamy, untuk membangun kembali Madrasah dengan kegiatan belajar mengajar tingkat Tsanawiyah digedung yang sudah ada dan berdirilah Madrasah Tsanawiyah babak baru tahun 1983 dengan jumlah murid perdana 39 orang, setahun kemudian 1984, dibuat akte pendirian Yayasan Darussalam sebagai langkah awal menuju perkembangan pendidikan selanjutnya dan pada tahun 1988 didirikan Madrasah Aliyah dengan jumlah murid perdana 10 orang.

Barulah pada tahun 1992 setelah Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah berjalan cukup baik dimulailah menampung para santri yang mondok dengan program pendidikan formal MTs, Aliyah dan program Pontren sebanyak 17 orang santri perdana (tidak termasuk murid MTs dan MA), yang seluruh biaya “nyantri” nya ditanggung oleh Yayasan.

Mulai Tahun 2009, setelah beberapa tahun berjalan, Pontren Darussalam Sengkubang sudah menampung sejumlah 700 – an santri yang datang dari seluruh Kabupaten dan Kota se Kalbar, juga ada santri yang berasal dari negeri Kuching, Serawak Malaysia dan juga ada yang datang dari kepulauan Riau  dan Batam dengan latar belakang sosial ekonomi orang tua yang beragam, petani, pegawai negeri, pengusaha, nelayan, peternak dan lain sebagainya.

Saat ini, karena semakin banyaknya minat dari masyarakat sekitar Kalimantan Barat yang ingin anaknya mengenyam pendidikan Islam yang baik, maka Pontren Darussalam Sengkubang berusaha mengembangkan tambahan bangunan baru, kampus 2 (pengembangan dari kampus yang sudah berdiri). Hal ini nantinya dimaksudkan agar pembinaan pendidikan kepesantrenan dan pendidikan formal antara santri putra dan santri putri dipisah supaya proses pendidikan menjadi lebih fokus.

Sistem pengajaran di Pontren Darussalam dilaksanakan secara klasikal (madrasi) baik formal MTs dan MA maupun program Pontren serta TPQ/TPA, juga diadakan secara salafi berupa bandungan untuk kaji kitab, dengan menekankan penguasaan ta’bir dan percakapan 2 bahasa yaitu bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pengajaran program Pontren dan percakapan sehari-hari para asatidz dan santri yang silabus dan kitab-kitabnya mengacu kepada Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur.

Sejak berdiri hingga saat ini, Pontren Darussalam Sengkubang dipimpin oleh KH. Tusirana Rasyid (alumnus Pondok Pesantren Wali Songo, Ngabar tahun 1975, dengan wakil kyai H. Yusdiansyah, S. Pd. MM (alumnus Pondok Modern Gontor, 1991) dan wakil kyai Muh. Raji, SHI (alumnus Pondok Pesantren Wali Songo, 1978), Kepala Madrasah Tsanawiyah, Drs. Ahmad Nasyarudin dan Kepala Madrasah Aliyah, H. Yusdiansyah, S. Pd. MM, Kepala TPA/TPQ Muhammad Yusuf, Kepala TK Farida Iriani dan dibantu oleh para sarjana pendidikan sesuai bidang dan disiplin ilmunya serta para pengasuh santri yang hidup bersama para santri selama 24 jam.

Dari situlah, bahwa Pontren Darussalam Sengkubang dengan sistim yang sudah berjalan, tidak boleh ada vakum kegiatan untuk para santri, hingga seluruh waktu Insya Allah terkontrol, terbimbing, terarah untuk kebaikan aktivitas demi masa depan para santri.
Share this article :

1 komentar:

  1. No deposit bonus for casino games | drmcd
    The most common type 남원 출장샵 of no deposit bonus, 강릉 출장샵 if ever, is free spins. It means that 양주 출장샵 the first deposit bonus for a player to make 제주 출장샵 does 평택 출장샵 not require that the

    BalasHapus

 
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger